Senin, 16 April 2018

Seburuk ini, Apa Pantas Aku Hijrah?


Seburuk ini, Apa Pantas Aku Hijrah? 
(Meneladani Kisah Taubatnya Hindun,  Wanita Pemakan Hati Manusia) 

Oleh : Ummu Kultsum

[Press Release Kajian BLINK #2]

Jum'at, 8 April 2018 (20 Rajab 1439 H) merupakan kali kedua Departemen Kemuslimahan Formasi Tarbawi FIP mengadakan BLINK pada semester ini. Alhamdulillah,  setelah dua pekan tidak dapat menghadirkan BLINK kepada muslimah FIP dikarenakan beberapa hal, kali ini BLINK hadir dengan tema menarik,  yaitu "Seburuk ini,  Apa Pantas Aku Hijrah?". Kajian kemuslimahan ini dinarasumberi oleh seorang muslimah menginspirasi bernama, Kak Ummu Kultsum ( Ilmu Komputer FMIPA 2014). Beliau merupakan Kadept. Kemuslimahan LDK Salim UNJ 2016-2017 dan Anggota Komisi C Bidang Kemuslimahan FSLDK JADEBEK. Agenda tersebut dimulai dari pukul 11.00 s.d 13.00 WIB bertempat di selasar Lt. 3 Mushola Tarbiyatul 'Ilmy, Gedung Daksinapati, FIP UNJ.

Selain ada kajian BLINK,  terdapat Stand Hijrah bagi siapa saja muslimah FIP yang ingin berhijrah. Di stand tersebut para muslimah bisa mendapatkan free hijab bagi kmu yang ingin hijrah,  konsultasi hijrah,  teman hijrah,  serta pernak-pernik muslimah dengan harga yang bersahabat. 
Pertama-tama, kajian BLINK dibuka oleh Putri Tamara (PenMas 2017) selaku MC kondang Qurrota 'Ayun Kemuslimahan Tarbawi FIP UNJ. Kemudian,  acara dilanjutkan dengan pembacaan tilawah oleh Kak Dinar Monita (BK 2016). Lalu,  ada pemberitahuan beserta penjelasan terkait muslimah care Tarbawi FIP yang telah aktif kembali serta mengajak seluruh peserta yang telah hadir dalam kajian BLINK untuk mengikuti (follow) akun instagram muslimah care. Selanjutnya,  dilakukan pembacaan CV Narasumber oleh Kak Desi Rahmawati (PenMas 2015) sebagai moderator.

Ka Ummu mengawali kajian BLINK kali ini dengan membahas Hindun bintu Utbah, sosok wanita kejam pada masa jahiliyyah dan menjadi teladan bagi para muslimah semenjak ia memeluk islam. Diceritakan,  seusai Perang Uhud, ia mengambil beberapa potong telinga dan hidung kaum muslimin yang terbunuh untuk dijadikan sebagai gelang kaki,  dan kalung. Pun,  ia dikenal sebagai wanita yang memakan hati paman Rasulullah, Hamzah bin Abdul Muthalib. Hal tersebut ia lakukan demi melunaskan kekecewaannya kepada Hamzah yang turut berperan  menewaskan anggota keluarganya di Perang Badar. Namun,  kebengisan Hindun seakan sirna saat Allah memberikan hidayah kepadanya bertepatan dengan peristiwa Fathul Makkah. Segala perbuatan tercela di masa jahiliyyah ditebusnya dengan menjadi muslimah  kaffah yang tak pernah absen dalam membela islam. 

Selain itu, dibahas pula kisah perdebatan antara Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab tentang seorang lelaki yang semasa hidupnya sebelum ia bertaubat telah membunuh 99 orang. Mereka berdebat apakah ruh lelaki itu akan dibawa ke surga oleh Malaikat Rahmat atau dibawa ke neraka oleh Malaikat Azab. Lalu,  Allah mengutus malaikat lain untuk menjadi penengah, yaitu mengukur jarak tempat lelaki itu meninggal dengan kedua tempat: Apakah tempat kejadian itu lebih dekat dengan tempat ia bermaksiat atau justru lebih dekat dengan negeri tempatnya ingin berhijrah. Setelah diukur, terlihat bahwa jarak ke negeri tempatnya  ingin mengharap ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala lebih dekat melebihi kisaran sejengkal saja. Ruh lelaki itu pun dibawa oleh Malaikat Rahmat ke surga. 

BLINK dilanjutkan dengan penyampaian langkah-langkah berhijrah oleh Kak Ummu, yaitu:
1. Bertaubat dengan sungguh-sungguh dan terus menerus
• Niat ikhlas karena Allah
Jika dalam bertaubat saja niat belum benar,  semisal taubat karena teman dikhawatirkan saat teman tersebut mengkhianati kita akan berbalik lagi ke fase sebelum berhijrah. 
•Menyesali perbuatan dosa yang telah diperbuat
•Tidak melakukan dosa atau kesalahan yang sama

2. Muhasabah (intropeksi diri) 

3. Memperbaiki ilmu dan memperdalam akhlak
Agar proses hijrah kita semakin mantap maka perlu membaca doa ketetapan hati yang sering dibaca Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam :

"Ya Muqallibal Quluub Tsabbit Qalbii 'Alaa Diinik" (Wahai dzat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku berada diatas agamaMu).

"Maka dari itu,  berhijrahlah. Yakin bahwa Allah akan mengampuni hamba-hambaNya yang serius dalam bertaubat meskipun dosa yang diperbuat melebihi dunia dan seisinya. Selagi kita masih diberikan kesempatan oleh Rabb yang Maha Penyayang untuk berhijrah, mengapa tidak kita maksimalkan hijrah kita?  Demikian halnya, kita tak akan kuat menyicipi panasnya neraka serta belum pantas untuk mendiami surga sebagai kampung halaman kita."

Kajian BLINK "Seburuk ini,  Apa pantas Aku Hijrah? " ditutup dengan pemberian goodie bag oleh Kak Nadiyatul Haqi (BK 2015) selaku Mas'ulah Tarbawi FIP UNJ. Dilanjutkan dengan kata-kata penutup dari MC.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jazakumullah khairan, atas komentarnya ikhwah!