Oleh: Utami Zubidah
Editor : Lutfhi Herdiyani
Perjalanan dakwah, bukanlah hal yang mudah...
Hanya orang-orang pilihan yang mau dan mampu bertahan
dalam jalan ini. Jalan ini berliku, berlubang dan berbatu. Itulah jalan
kebaikan. Sering rasanya kita berucap “yah.. diri gue aja belum bener, ya kali
mau ngajak orang biar bener.. nanti disuruh ngaca”, inilah problematika yang
terjadi saat ini. Belum mencoba sudah, berfikir terlalu panjang. Pesimis.
Sejujurnya, sayapun berfikir
demikian. Tapi hal tersebut berubah beberapa waktu lalu. Ketika saya
mendapatkan sebuah chat seorang kawan “tamii, maafin aku ya tamm...”. Aku
bingung, lantas hanya bertanya “kenapa?”.
“bismillah.. ana uhibukii fiillah” chatnya perlahan ku
baca.
“ana uhibuki fillah juga lel”
“Tami.. ga sembarangan bisa ngomong gitu, harus ada
pertanggung jawaban”
“maksudnya?”
“Dari abu Hamzah Anas bin Malik ra pelayan Rasulullah
SAW, Rasulullah SAW bersabda : Tidak beriman seseorang diantaramu sampai ia
mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri (Bukhori Muslim). Uhibbuki fillaah (aku mencintaimu karena
Allah)”
“laili gue speechless.. maafin gue lel”
“in syaa Allah kita bersahabat sampe di Jannah-Nya..
aamiin, kalo nanti aku tidak ada disyurga bareng kalian tolong cari aku ya
tam..”
Seketika
saya tak mampu berkata-kata. Saya hanya membaca chat tersebut. Berangkat dari
situ saya mencoba untuk menggunakan kata-kata laili ke salah seorang sahabat baik
saya, dialah orang pertama yang memotivasi, membantu, mendengarkan cerita dan
mau bertukar fikiran, dia adalah Rifdatul
Habibah, kami bersahabat dari kelas 7 MTs.
Awal
cerita, kami memiliki hubungan yang kurang baik disemester awal. Entah apa dan
bagaimana akhirnya disemester 2 kami duduk satu meja, kami mulai sering pulang bareng,
ngulik makanan, tempat dan sampai saat itu jika ada salah satu diantara kami
yang sedang pacaran, maka yang lainnya harus ikut, biar yang pacaran tidak
hanya berdua. Kami sering curhat masalah akademik, pribadi bahkan keluarga,
tidaklah ada orang selain rifda yang tau tentang kondisi keluarga saya yang
sebenarnya, itu karena rasa kepercayaan dan sayang saya ke Rifda yang begitu
dalam.
Tepat pada tanggal 2 Februari 2017,
saya Rifda dan sahhabat saya yang lain, yaitu Indah pergi ke Kebon Raya Bogor. Entah
apa dan kenapa kepikiran kata-kata laili saat memandang rifda. saya terus
berfikir, apa yang bisa saya berikan kepada sahabat tersayang saya. saya mau
bersama rifda ke Jannah-Nya.
Hingga ada #jadibaikchallenge, saya penasaran dengan challenge tersebut. Saya
baca dan berfikir mungkin inilah moment yang tepat untuk Rifda. Sambil saya
belajar untuk menggunakan hijab syar’i dan belajar istiqomah saya mendekati
Rifda. Berharap ia dan saya berjuang bersama. Dimulai dari usaha sedikit demi
sedikit menyingkirkan celana, dan jilbab-jilbab pasmina yang tipis dan
menerawang. “Kita janjian ya.. kalo kita ketemu lagi atau maen lagi, kita harus
minimal pake rok, atau kita pake gamis aja sekalian” ucapku kala itu. Awalnya
respon dari mereka kurang setuju, alasannya repot, tidak ada yang pas, mirip
kaya ibu-ibu pengajian dan sebagainya. Setelah saya coba jelaskan dengan apa
yang laili katakan pada saya, akhirnya mereka mengerti dan alhamdulillah mendukung,
untuk saling mengingatkan.
Tidak cukup sampai celana, saya berusaha
lebih keras lagi agar jilbab Rifda lebih menutupi dada. “maukah rifda saya
berikan jilbab syar’i?” Tanya ku pada Rifda dengan hati-hati. “lahh apaan, gue
belom siap tam” responnya ketika itu. Tak patah semangat, saya lantas berfikir
memberikan hijab syar’I kepadanya. Namun bukan berati setelah dari situ Rifda
harus selalu pakai yang syari, tetapi ini menjadi modal awal, untuk memulai
langkah ke arah yang lebih baik, karena harus dipersiapkan juga baju-baju yang
sesuai dengan padanan kata syari itu. Ya
begitulah.. kembali lagi, jalan dakwah adalah orangnya sedikit, jalannya
berliku berbatu dan berlubang..
Untuk lebih meyakinkaan saya mengajak
rifda, adalah saat Rosulallah berdakwah, Beliau berdakwah ke orang-orang
terdekatnya dulu, mulai dari keluarga, sahabat-sahabat dan lingkungan.. ya
itulah yang saya berusaha untuk lakukan, saya berusaha mengajak adik saya agar
keluar dengan menggunakan hijab, lalu ke sahabat terdekat saya yaitu Rifda. “Da..
ana uhibukii fiillah..😂”
Sahabat..
tolong ingatkan aku jika aku terlupa
Tolong
ingatkan aku jika aku tersalah
Tolong
ingatkan aku saat ku terlelah
Tetapi jangan
tinggalkan aku, karena ku butuh sosokmu
Yang selalu
menemani saat suka dan duka..
Kita janjian
ya.. kalo aku yang tidak masuk syurga,tolong cari ya.. ajak aku bersama-sama
masuk Syurganya Allah aamiin
Kita sama-sama belajar lebih baik ya ...