INDONESIA BERDUKA : MARI MENGULURKAN TANGAN DAN MENENGADAHKAN DO’A

00.20


INDONESIA BERDUKA : MARI MENGULURKAN TANGAN DAN MENENGADAHKAN DO’A

Oleh : Filzah Restu Alfriyani

"Adakalanya kita diuji dengan berbagai versi. Allah menakar sejauh mana iman kita menapaki hati. Mempercayai kuasa Ilahi. Dan berdo’a tanpa henti, agar pertolongan Allah senantiasa selalu membersamai."  – Filzah Restu Alfriyani 

Akhir-akhir ini, tentu kita merasakan ujian demi ujian yang melanda Indonesia. Saudara-saudara kita dari setiap wilayah yang sedang merasakan duka. Mulai dari tsunami, longsor, banjir bandang, hingga gempa. Seakan tak henti-hentinya bumi menegur penduduknya. Gelombang tsunami yang baru saja menghantam daerah di pesisir pantai Banten dan juga Lampung pada Desember 2018 lalu, menyisahkan tangis kehilangan para sanak saudara dan juga trauma korban bencana. Dan dipergantian tahun 2019 ini,  duka itu kembali hadir di Wilayah Sulawesi Selatan yang mana banjir bandang menerpa Kota Makassar dan beberapa Kabupaten Sulawesi Selatan diantaranya; Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Pangkep sejak Selasa (22/1/2019). Segala akses menjadi lumpuh dan para warga di evakuasi di tenda-tenda pengungsian. Hingga Rabu (23/1/2019), air belum juga menyurut akibat hujan yang masih tinggi di Sulawesi Selatan. Banjir bandang serta longsor yang  mengakibatkan rusaknya sarana dan prasarana yang ada serta rumah-rumah warga yang hanyut dan hancur terbawa arus banjir yang sangat deras. Bahkan memakan beberapa korban jiwa baik yang luka-luka maupun yang meninggal dunia. 

Tentu duka ini adalah duka bersama bagi seluruh umat muslim di Indonesia. Merasakan tangis dan ujian bagi para saudara-saudara kita yang sedang terkena bencana. Sebab ini adalah bentuk ujian dari Sang Maha untuk sama-sama kita saling merefleksikan kehidupan dunia. Bersabar dan berlapang dada untuk menerima segala kehendak-Nya. Menabahi ujian yang silih berganti tanpa jeda. Bersama-sama untuk saling berikhtiar dan tolong menolong untuk seluruh korban bencana. Dan kita yang belum merasakan ujian seperti saudara-sauda kita disana, harus senantiasa bersyukur dan berdo’a agar Allah jadikan hikmah atas peristiwa yang melanda, dan menjadikan iman kita bertambah kepada-Nya. 


Maka peran dan sikap kita sebagai umat muslim kala saudara-saudara kita mendapatkan musibah hendaknya :

1. Merasakan duka yang sedang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang terkena bencana. Sebab mereka adalah saudara-saudara kita, apapun ras, agama, dan sukunya. Mereka adalah manusia yang mana kita sebagai umat muslim wajib untuk dapat memulihkan duka mereka dengan sebaik-baik cara.

2. Turut mendo’akan saudara-saudara kita agar Allah senantiasa melindungi mereka dari marabahaya. Barangkali, saat raga tak mampu mengunjungi saudara-saudara kita disana. Maka senantiasa kita terus mengirimkan do’a terbaik agar saudara-saudara kita mampu tersenyum kembali dan Allah lapangkan dadanya dan menguatkan iman-iman saudara kita.

“Tidak ada seorang hamba Muslim yang berkenan mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang dido’akan kecuali malaikat mendoakan orang yang berdo’a tersebut dengan kalimat “Kamu juga mendapat sama persis sebagaimana do’a yang kamu ucapkan itu.” ( HR. Muslim) 

3. Tidak menghakimi saudara-saudara kita yang terkena bencana dengan menyatakan hal-hal yang membuat mereka merasa tertekan dan berduka. Sebagai umat muslim, Allah memerintahkan kita untuk berlemah lembut dan menjaga lisan. Maka ketika ada saudara-saudara kita yang terkena musibah. Usahakanlah untuk menahan diri dari menghujat dan menyalahkan. Berilah motivasi dan hiburan agar hati saudara-saudara kita senantiasa bahagia. 

“Siapa saja yang memberikan hiburan ( melapangkan dada) seorang mukmin atas kesedihannya di dunia. Maka Allah akan menghilangkan kecemasannya (menghiburnya) dari kesedihan di hari kiamat kelak. Allah akan menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Bukhari dan Muslim) 

4. Tidak menyebarkan berita hoax yang menyebabkan korban bencana semakin takut dan cemas. Berikhtiar sebelum menyebarkan suatu berita, ada baiknya diklarifikasi terlebih dahulu. Sebab khawatir berita tersebut belum tentu benar adanya.

5. Menolong dan membantu memberikan harta yang kita punya untuk saudara-saudara kita yang terkena bencana. Memberikan donasi berupa uang, pakaian, makanan, dan lainnya yang dirasa dibutuhkan untuk korban bencana disana. Meskipun kita tidak memiliki harta yang banyak. Allah tak menilai seberapa banyak kita memberi, tapi Allah menilai setekad apa kita berusaha membantu saudara-saudara kita yang terkena bencana.

“Barangsiapa meringankan kesusahan seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan meringankan kesusahan hidupnya pada hari kiamat. Barangsiapa yang memberi kemudahan kepada orang yang kesulitan niscaya Allah akan memberikan kemudahan baginya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya.” ( HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah) 

Sudah menjadi kewajiban seorang muslim untuk berbuat baik kepada sesama. Menolong dan meringankan beban saudara-saudara kita. barangkali, berharap kelak apa yang dilakukan dan dikorbankan di dunia, menjadi pemberat timbangan ahsanu amala. Hingga Allah ridha dan memberikan nikmat yang berujung pada manisnya Syurga. Semoga segala ujian dan musibah yang terjadi, menjadikan kita lebih banyak merenungkan diri. Belajar menjadi pribadi yang lebih baiklagi. Dan menyadari, betapa fananya dunia ini. saudara-saudara seiman, mari kita do’akan dan ulurkan tangan untuk saudara-saudara kita yang terkena bencana. Semoga Allah menguatkan jiwa-jiwa saudara kita disana.

“Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan beritakanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” ( Al-Baqarah : 155 ) 





Peran Pemuda Islam Dalam Menghadapi Pemilu

05.50



Peran Pemuda Islam Dalam Menghadapi Pemilu
Oleh : Filzah Restu Alfriyani

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” QS. Al-Ahzab : 21

            Pesta demokrasi hanya tinggal menghitung hari. Dalam menghadapi pemilu, sebagai Pemuda Islam kita-lah yang akan menentukan arah peradaban bangsa dan negara kita sendiri. Menjadi garda terdepan untuk mengetahui setiap calon pemimpin yang akan membawa perubahan dan kemashalatan bangsa ini. Sebagai pemuda, kita-lah yang menjadi aktor pencerah dalam keberlangsungan pemilu tahun ini. Sebab pemuda identik dengan semangatnya dalam membawa perubahan dan kemajuan peradaban. Pun tahun 1945,  pemuda Islam pernah membawa Indonesia pada masa kemerdekaan.
Membahas seorang pemuda masa kini, tentu Islam telah memiliki role model yang sejak  dulu menjadi inspirator penggerak dalam peradaban Islam. Muhammad Al-Fatih yang berusia 23 tahun mampu menaklukan konstatinopel, Zaid bin Tsabit seorang penulis dan hafal Al-Qur’an sejak usia 13 tahun. Selain itu, ada pula penguasa muda spanyol. Ia adalah Abdurrahman An Nashir yang diangkat menjadi kholifah saat berumur 21 tahun. Pada masanya Andalusia mencapai puncak kejayaan.
            Kontribusi dan aspirasi pemuda tentu sangat dibutuhkan dalam setiap aspek kehidupan. Kita-lah pemuda memiliki label leader of change dalam setiap lini perbaikan. memegang amanah kemajuan peradaban. Kitalah yang membarakan semangat kepedulian terhadap bangsa kita sendiri akan seperti apa di masa depan. Dan tahun ini, bahkan beberapa bulan lagi, kita akan dihadapkan dengan Pemilu. Kontribusi kita senantiasa ditunggu. Kita memiliki peran strategis dan sentral dalam momentum pemilu. Memiliki peran untuk memberikan pencerdasan kepada orang-orang disekitar untuk mengetahui visi dan misi pemimpin, menentukan pilihan dengan sebaik-baiknya, dan ikut berkontribusi dalam memberikan hak suara.
            Saat kita telah diberikan hak pilih, maka kitalah yang menggunakan dengan sebaik-baiknya. Karena memilih ataupun tidak, kelak akan dipertanggung jawabkan dihadapan-Nya. Maka jadilah pemuda islam yang cerdas dalam memilih dan menggunakan hak pilihnya. Menjauhkan diri dari perkara memilih semata-mata karena diberi uang ataupun hal lain yang menghantarkan kita pada dosa. Lalu sebagai pemuda islam, apa yang harus kita lakukan selama masa kampanye dan pemilu tahun ini ?
Pertama, setiap ada dialog kandidat calon pemimpin kita-lah yang ikut meramaikan baik di dunia nyata maupun di media sosial guna memberitahukan kepada oranglain untuk mengenali setiap kandidat calon pemimpin kita.
Kedua, mengajak orang-orang disekitar kita untuk ikut menyaksikan setiap kandidat calon pemimpin.
Ketiga, menyimak dan menyermati setiap visi dan misi, program, serta kebijakan pro rakyat yang dituangkan oleh setiap kandidat calon pemimpin.
Keempat, memahami setiap penyampaian setiap kandidat calon pemimpin untuk mengetahui arah yang akan dilakukan masa mendatang.
Kelima, menjadikan ilmu sebagai rujukan penilaian pada setiap kandidat calon pemimpin.
Keenam, memberi pencerdasan untuk memilih calon pemimpin yang taat pada agama, berakhlak baik, dan yang memberikan kebermanfaatan pada umat.
Ketujuh, mengajak orang-orang dilingkungan sekitar kita untuk menggunakan hak pilih mereka. Meluruskan mindset kepada masyarakat bahwa Pemilu tahun ini harus dilakukan dengan sehat tanpa kecurangan dari oknum-oknum tertentu.
Kedelapan, menjadi pemuda yang tetap menjunjung nilai-nilai saling menghargai dan meminimalisir perpecahan.
Terakhir, sebagai seorang muslim. Maka kita memiliki tugas untuk memilih pemimpin muslim pula. Pun Islam sudah sangat sempurna mengajarkan kita untuk memilih pemimpin yang sebagaimana Allah terangkan dalam Al-Qur’an.
1.      Beragama Islam, Beriman, dan Beramal Kebaikan sebagaimana dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 51, “(Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin) Menjadi ikutanmu dan kamu cintai.(Sebagian mereka menjadi pemimpin bagi sebagian lainnya) karena kesatuan mereka dalam kekafiran. (Siapa diantara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin, maka dia termasuk diantara mereka) artinya termasuk golongan mereka. ...”
2.      Pemimpin yang mencari keridhoan Allah. Pemimpin yang juga mendekatkan dirinya kepada orang-orang yang shalih.

3.      Laki-laki
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” QS. An-Nisaa : 34
4.      Berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
5.      Kuat dan Sehat.
6.      Memutuskan perkara dengan adil
Sebagaimana yang ada dalam Al-Qur’an, “Wahai Daud, Kami telah menjadikan kamu khalifah di bumi, maka berilah putusan antara manusia dengan hak (adil) dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu.” QS. Shad : 22
7.      Tegas, bijaksana, dan tidak meragu.
8.      Bersikap lemah lembut
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” QS. Al-Imran : 159
            Semoga kita dapat berperan menjadi pemuda Islam yang selalu menggelorakan semangatnya untuk kebaikan. Memberikan pencerdasan dan berdakwah tak berkesudahan. Istiqomah dalam menjunjung nilai-nilai islam untuk kemashlahatan. Dan menjadi Pemuda Islam yang memberikan kontribusi untuk perubahan ke arah perbaikan. Mari menjadi Pemuda Islam yang menggunakan hak pilih nya dengan sebaik-baiknya. Wallahu a’lam bishawab.