Muhammad SAW : The Real Role Model of Youth

Muhammad SAW : The Real Role Model of Youth

08.05

Pemateri : Ust. Agus Supriyatna
[Press Release Kajian #Sans]
Jakarta, 5  Juli 2018 – Pada hari ini Pasukan KOPHASKA yang berada di bawah naungan Departemen Syi’ar, salah satu departemen yang ada pada Lembaga Dakwah Fakultas Formasi Tarbawi telah mengadakan kajian islam rutin mereka yang bernama #Sans. Kajian ini dilaksanakan pada hari Kamis 5 Juli 2018, pukul 16:00 s.d 17:30 yang bertempat pada selasar Lt. 3 Musholla Tarbiyatul ‘Ilmy, Gedung Daksinapati, Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ.
Pada Kajian kali ini, dibawakan sebuah tema yang berjudul "Muhammad : The Real Role Model of Youth". Narasumber pada kajian ini ialah Ust. Agus Supriyatna akan membahas tentang Sosok diri soerang Rasulullah yang cocok dijadikan sebagai seorang Role Model
Diawali dengan membahas tiga aspek-aspek spirit islam pemuda, yaitu
1.      Aspek semangat
Dalam aspek semangat, semangat pemuda sejati tidak akan pernah habis semangatnya
2.      Aspek militansi
Yaitu sikap siap berjuang, berjuang dalam segala hal termasuk membela agama Allah dan kebaikan
3.      Energi yg tak pernah habis
Anak muda akan selalu berjuang sampai titik darah penghabisan
Aspek aspek tersebutlah yang seharusnya ada dalam setiap jiwa pemuda islam, dan jangan lupa untuk menanamkan sikap tenang untuk menumbuhkan iman di hatinya.
Selanjutnya dibahas beberapa poin yang dapat diambil dari salah satu tokoh sahabat yang bernama Mush’ab bin Umair. Diantaranya yaitu
1.      Ketenangan. Untuk dapat tenang, aqidah adalah kunci utamanya
2.      Membangun Jiwa-jiwa yang kuat atau membangun aqidah-aqidah Islam.
3.      Dibangun karakteristik pemimpin yang besar juga.
Kesimpulan dari ini semua disebutkan, bahwasannya dalam diri Rasulullah adalah sama seperti layaknya seorang pemuda yang ideal.
Setelah penyampaian materi yang bermanfaat oleh narasumber dilakukanlah sesi tanya jawab bagi para peserta yang ingin bertanya. Dipilih 2 penanya masing masing dari ikhwan dan akhwat untuk menyampaikan pertanyaan kepada sang narasumber yang nantinya dijawab oleh narasumber.
Usai sesi tanya jawab, kajian ditutup dengan pemberian goodie bag oleh Mas’ul Tarbawi dan beberapa sambutan penutup oleh pembawa acara hingga akhirnya para peserta kajian meninggalkan tempat kajian dengan tertib



12/7/2018



Story of The Second Khalifah

Story of The Second Khalifah

20.02

Pemateri : Ust. M. Arif
[Press Release Kajian #Sans]
Jakarta, 28 Mei 2018 – Pada hari ini Pasukan KOPHASKA yang berada di bawah naungan Departemen Syi’ar, salah satu departemen yang ada pada Lembaga Dakwah Fakultas Formasi Tarbawi telah mengadakan kajian islam rutin mereka yang bernama #Sans. Kajian ini dilaksanakan pada hari Kamis 28 Mei 2018, pukul 16:00 s.d 17:30 yang bertempat pada selasar Lt. 3 Musholla Tarbiyatul ‘Ilmy, Gedung Daksinapati, Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ.
Pada Kajian kali ini, dibawakan sebuah tema yang berjudul " Story of The Second Khalifah ". Narasumber pada kajian ini ialah Ust. M. Arif akan membahas tentang kisah hidup seorang khilafah bernama Umar Bin Khattab
Umar Bin Khattab dikenal sebagai sosok yang tegas dan berani sebelum memeluk Islam. Umar bin Khaththab, nama yang akrab didengar bagi umat Islam. Sahabat Nabi yang juga Khalifah Kedua Islam. Kisah hijrahnya ‘Umar ke dalam Islam merupakan kisah yang mahsyur. ‘Umar merupakan sosok yang disegani, berperawakan tinggi besar, seorang yang keras hingga lawan pun takut dibuatnya.
Potensi luar biasa ‘Umar bin Khaththab tentunya akan menjadi kekuatan besar bagi Islam, hingga Rasulullah pun berdoa, “Ya Allah, perkuatlah Islam dengan salah satu dari dua ‘Amr yang lebih Kau cintai: ‘Umar ibn Al Khaththab atau ‘Amr ibn Hisyam.” Maka, Allah lebih ridha ‘Umar Ibn Khaththab yang memeluk Islam ketimbang ‘Amr Ibn Hisyam alias Abul Hakam atau Abu Jahl.
Bermula dari suara adiknya, Fathimah binti Khaththab yang membacakan surah Thaahaa, ‘Umar marah hingga melukai adiknya. Namun, ia malah membaca lembaran surah Thaahaa yang dibaca adiknya. Di sinilah momen hidayah muncul. ‘Umar akhirnya mendatangi Rasulullah yang sedang berada di rumah Arqam Ibn Abi Arqam.
‘Umar sempat dihadang Hamzah Ibn Abdul Muthallib sebelum akhirnya bertemu Rasulullah dan mengatakan dua kalimat syahadat. Allahu Akbar! Maka inilah salah satu kemenangan Islam kala itu. Islam kala itu telah memiliki Hamzah sang “Singa Padang Pasir”, lalu bertambah kuat dengan ‘Umar Ibn Khaththab.
Hijrahnya ‘Umar ini menjadi kabar gembira bagi kaum Muslimin. Kaum Muslimin lebih berani menunjukkan keislamannya. Masuknya ‘Umar ke dalam Islam ini sebagaimana yang dikatakan ‘Abdullah Ibn Mas’ud, “Masuknya Umar dalam Islam adalah pembukaan. Hijrahnya adalah kemenangan, kekuasaannya adalah rahmat. Sungguh kami menyadari diri kami sebelumnya tidak mampu melaksanakan shalat di Ka’bah hingga Umar masuk Islam. Ketika masuk Islam, ia memerangi mereka dan membiarkan kami shalat.”

Hijrahnya ‘Umar merupakan berkah, maka sang Nabi pun bersabda, “Aku bermimpi sedang mengulurkan timba ke dalam sebuah sumur yang ditarik dengan penggerek. Datanglah Abu Bakar mengambil air dari sumur tersebut satu atau dua timba dan dia terlihat begitu lemah menarik timba tersebut, -semoga Allah Ta’ala mengampuninya-. Setelah itu datanglah Umar Ibn Khaththab mengambil air sebanyak-banyaknya. Aku tidak pernah melihat seorang pemimpin abqari (pemimpin yang begitu kuat) yang begitu gesit, sehingga setiap orang bisa minum sepuasnya dan juga memberikan minuman tersebut untuk unta-unta mereka.”
Kepemimpinan beliau adalah suatu teladan dan juga diimpikan. Ketegasan, fisik yang kuat, wibawa, cermatnya dalam mengambil keputusan, dan keberanian yang semuanya dilingkupi oleh cahaya Islam merupakan sebuah kemenangan.
Di bawah kepemimpinannya, kejayaan Islam terus berkembang dan bertambah besar pengaruhnya. Pada masanya, Islam berekspansi hingga wilayah kekuasaan Islam meliputi seluruh Jazirah Arab, Palestina, Syria, sebagian wilayah Persia, Mesir, Kufah, Basrah, hingga beberapa bagian Afrika.
Inilah hijrahnya ‘Umar Ibn Khaththab, yang keputusannya memeluk Islam menjadi kemenangan bagi islam. Dialah yang berani merubah dakwah sembunyi-sembunyi menjadi dakwah terang-terangan. Umar Al-faruq adalah sosok orang yang wara’, sangat teliti dan sangat hati-hati terhadap dosa-dosa yang kecil. Bahkan Ia sangat takut akan neraka.
Seringkali ia menangis, mengingat dosa-dosanya sewaktu ia belum hijrah. Umar dulu adalah orang yang begitu bengis dan kejam, sehingga rela mengubur anak perempuannya hidup-hidup. Karena saat masa jahiliyah, memiliki anak perempuan adalah aib terbesar sehingga harus dibunuh. Selain itu, Umar yang dulu adalah orang yang begitu kuat untuk mempertahankan ajaran nenek moyangnya terdahulu.
Maka ketika Umar masuk Islam. Kaum muslimin seakan memperoleh kekuatan baru yang begitu luar biasa dahsyat. Hal ini berhubungan dengan dikabulkannya doa Rasul “Ya ALLAH, Muliakanlah Islam dengan masuknya salah seorang dari dua Umar, yakni Umar bin Khattab dan Amr bin Hisyam (Abu Jahal)”.
Suatu hari, Rasul melakukan perjalanan Mi’raj menghadap ALLAH SWT, malaikat Jibril memperlihatkannya taman-taman syurga. Rasulullah melihat sekumpulan bidadari yang saling bercengkerama. Ada seorang bidadari yang tampak begitu berbeda dari yang lainnya. Bidadari itu tampak menyendiri dan sangat pemalu. Rasulullah bertanya kepada Jibril “Wahai Jibril bidadari siapakah itu?”

Malaikat Jibril menjawab,

“Bidadari itu diperuntukkan untuk sahabatmu, Umar RA. Pernah suatu hari ia membayangkan tentang surga yang engkau ceritakan keindahannya. Ia menginginkan untuknya seorang bidadari yang berbeda dengan yang lainnya. Bidadari yang diinginkannya itu berkulit hitam manis, dahinya tinggi, bagian atas matanya berwarna merah, dan bagian bawah matanya berwarna biru serta memiliki sifat yang sangat pemalu. Karena Umar selalu memenuhi kehendak ALLAH SWT, maka saat itu juga ALLAH SWT menjadikan seorang bidadari untuknya yang sesuai dengan apa yang dikehendaki hatinya.”
Itulah Umar Al-Faruq sosoknya yang pemberani, tegas, namun selalu wara’. Bahkan setan pun tak berani mendekatinya. Semoga kita bisa mengamalkan segala kebaikan yang dicontohkan beliau. Aamiin.
Umar adalah sosok yang pertama kali mendirikan baitul mal. Dan di zaman Umar dapat menaklukan Persia dan Yerusalem. ‘Umar Ibn Khaththab, Khalifah Kedua Islam sekaligus pencetus penanggalan Hijriah.
Setelah penyampaian materi yang bermanfaat oleh narasumber dilakukanlah sesi tanya jawab bagi para peserta yang ingin bertanya. Dipilih 2 penanya masing masing dari ikhwan dan akhwat untuk menyampaikan pertanyaan kepada sang narasumber yang nantinya dijawab oleh narasumber.
Usai sesi tanya jawab, kajian ditutup dengan pemberian goodie bag oleh Mas’ul Tarbawi dan beberapa sambutan penutup oleh pembawa acara hingga akhirnya para peserta kajian meninggalkan tempat kajian dengan tertib

3/7/2018



Tambahan sumber dan referensi:



Smart Before Fasting

Smart Before Fasting

07.54

Pemateri : Ust. Dr. H. Wido Supraha
[Press Release Kajian #Sans]
Jakarta, 17 Mei 2018 – Pada hari ini Pasukan KOPHASKA yang berada di bawah naungan Departemen Syi’ar, salah satu departemen yang ada pada Lembaga Dakwah Fakultas Formasi Tarbawi telah mengadakan kajian islam rutin mereka yang bernama #Sans. Kajian ini dilaksanakan pada hari Kamis 17 Mei 2018, pukul 16:00 s.d 17:30 yang bertempat pada selasar Lt. 3 Musholla Tarbiyatul ‘Ilmy, Gedung Daksinapati, Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ.
Pada Kajian kali ini, dibawakan sebuah tema yang berjudul "Smart before fasting". Narasumber pada kajian ini ialah Ust. Dr. H. Wido Supraha akan membahas tentang kiat-kiat atau sekitar Sunnah yang ada seputar Ramadhan
Diawali dengan membahas hakikat bulan Ramadhan sambil membangkitkan semangat, bahwasannya bulan Ramadhan itu adalah bulan jihad, perjuangan, amal prestasi dan bukan lagi sekedar bulan pembelajaran. Dan janganlah bahagia hanya sekedar mendengar adzan magrib saja. Selalu akhiri dengan amal terbaik pada apa yang telah dimulai. Dan satu hal yang jelas, amalan di bulan puasa dilipat gandakan pahalanya
            Dilanjutkan dengan pembahasan Sunnah-sunnah di bulan Ramadhan, yaitu
1. Akhirkan sahur
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu berkata :
“Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu melaksanakan shalat. Anas berkata, Aku bertanya kepada Zaid: “Berapa jarak antara adzan dan sahur ?”. Dia menjawab : ‘seperti lama membaca 50 ayat’” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Segera berbuka
Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” Hadits no. 658 dari kitab Bulughul Maram, Ibnu Hajar

3. Nikmati berdiri di tengah malam
“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759). Yang dimaksud qiyam Ramadhan adalah shalat tarawih sebagaimana yang dituturkan oleh An Nawawi. (Syarh Muslim, 3/101)

4. Membaca Al-Qur'an
Dari Abdullah bin Amru Radhiyallahu Anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Puasa dan Al Qur’an akan memberi syafaat bagi hamba pada hari kiamat. Puasa berkata: “ Wahai Rabb, ia telah menahan makan dan syahwatnya pada siang hari karena aku, izinkan aku memberi syafaat kepadanya. Alqur’an berkata: “ Ia telah terjaga pada malam hari karena aku, izinkan aku memberi syafaat kepadanya, maka puasa dan shalat memberi syafaat kepadanya. ( HR. Ahmad)

5. Dzikir
“Ya Rasulullah, amalan apakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Engkau berpisah dari dunia dalam keadaan lisanmu basah dengan berdzikir pada Allah.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih. Lihat Misykatul Mashobih)

6. Ziswaf  (Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf)
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6)

“Setiap amal manusia akan diganjar kebaikan semisalnya sampai 700 kali lipat. Allah Azza Wa Jalla berfirman: ‘Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.'” (HR. Muslim no.1151)

7. Perbanyak amal shalih
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”


8. MENINGGALKAN SEGALA YANG MUBAH
Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

9. Berdiam di Masjid
Dari Aisyah ra: “Adalah nabi SAW melakukan i’tikaf pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan sampai beliau diwafatkan ALLAH SWT, lalu hal tersebut dilanjutkan oleh para istri beliau SAW setelah wafatnya.” (HR Bukhari, Fathul Bari’, Kitab I’tikaf, bab I’tikaf pada 10 hari terakhir & i’tikaf di masjid-masjid, hadits no. 2026)

10. Mencari malam lailatul qadr
dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan (kepada Allah) dan mengharap pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu, dan barangsiapa yang menegakkan Lailatul Qadr dengan keimanan (kepada Allah) dan mengharap pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.”
[Shahiih Al-Bukhaariy no. 2014; Shahiih Muslim no. 761]
Setelah penyampaian materi yang bermanfaat oleh narasumber dilakukanlah sesi tanya jawab bagi para peserta yang ingin bertanya. Dipilih 2 penanya masing masing dari ikhwan dan akhwat untuk menyampaikan pertanyaan kepada sang narasumber yang nantinya dijawab oleh narasumber.
Usai sesi tanya jawab, kajian ditutup dengan pemberian goodie bag oleh Mas’ul Tarbawi dan beberapa sambutan penutup oleh pembawa acara hingga akhirnya para peserta kajian meninggalkan tempat kajian dengan tertib


2/7/2018