Indahnya Ukhuwah

07.11

"..  Dan Allah yang mempersatukan hati para hamba beriman. Jikapun  kau nafkahkan perbendaharaan bumi seluruhnya untuk  mengikat hati mereka,  takkan bisa kau himpunkan hati mereka.  Tetapi Allahlah yang  telah menyatupadukan  mereka…”

Ukhuwah, inilah kalimat yang sering kita pakai untuk menandakan bahwa ikatan kita bukan hanya sekadar ikatan alumni rohis, ikatan mahasiswa, ikatan dokter dan ikatan lainnya. Tetapi, ikatan disini berarti ikatan persaudaraan yang kekal untuk menuju jannahNya yang abadi.

Teringat peristiwa 2 tahun lalu, salah seorang adik kelas di rohis tiba-tiba mengirimkan sebuah gambar yang sudah di edit olehnya. Dalam gambar itu terdapat kalimat "Ukhuwah ilal Jannah" beserta beberapa foto pengurus rohis dan alumni. Dalam hati bergumam, seketika persaudaraan ini tidak hanya sebatas Ikatan Rohis dan alumni SMA 37 yang biasa kami sebut dengan IKRIMA 37, padahal saat itu saya masih belum aktif sebagai alumni yang baru lulus SMA. Dan dari peristiwa itulah awalnya diri ini benar-benar merasakan indahnya ukhuwah.

Bicara tentang ukhuwah maka tak luput dari persahabatan. Seperti yang tertulis dalam buku Dalam Dekapan Ukhuwah karya Salim A. Fillah: "Tanyakan pada Musa tentang makna persahabatan. Tentu dia memiliki seindahindahnya  jawaban. Setidaknya dari permohonan nya pada Alloh, kita tahu bahwa Musa meminta kepada Alloh agar Harun dijadikan  penguat di sisinya, atas segala kelemahan yang dimilikinya. Ya, mengemban risalah  dengan kesulitan-kesulitan  diri seperti seorang Musa membuat sahabat menjadi  hajat yang mendesak."

Salah seorang penulis juga membuat sebuah ungkapan mengenai persahabatan. Bahwa "PERSAHABATAN bukanlah pelangi, yang indah hanya sekejap. PERSAHABATAN bukan pula matahari, yang menemani setengah hari. PERSAHABATAN adalah hati yang melekat dalam diri dan akan ada dalam jiwa. PERSAHABATAN bukan pula BULAN yang nampak indah hanya saat PURNAMA. Ia seperti UDARA yang kita hirup saat terlelap dan terjaga" -Umar Hidayat-

Ya, seperti itu lah indahnya persahabatan. Bagaimana perasaan kita jika kita bisa berukhuwah? Pasti bangga bukan?. Maka, pantaslah seorang Umar bin Khaththab melantunkan kata: "Aku tidak mau hidup lama di dunia yang fana ini krcuali karena tiga hal; keindahan berjihad di jalan-Nya, repotnya berdiri Qiyamul Lail, dan indahnya bertemu dengan sahabat lama" Seperti itulah ungkapan salah satu sahabat Rasul.

Oleh karena itu untuk mencapai nikmatnya ukhuwah, perlu kita ketahui beberapa proses terbentuknya ukhuwah islamiyah antara lain ada 5 :

1. Ta’aruf (Saling Mengenal) : ini adalah tingkatan yang paling dasar dalam ukhuwah. Adanya interaksi dapat lebih mengenal karakter individu. Perkenalan pertama tentunya kepada penampilan fisik (Jasadiyyan), seperti tubuh, wajah, gaya pakaian, gaya bicara, tingkah laku, pekerjaan, pendidikan, dsb. Selanjutnya interaksi berlanjut ke pengenalan pemikiran(Fikriyyan). Hal ini dilakukan dengan dialog, pandangan thd suatu masalah, kecenderungan berpikir, tokoh idola yang dikagumi/diikuti,dll. Dan pengenalan terakhir adalah mengenal kejiwaan (Nafsiyyan) yang ditekankan kepada upaya memahami kejiwaan, karakter, emosi, dan tingkah laku. Seoerti kalau kita kenalan dengan orang pertama kalinya, kita tanya alamat, no HP dsb

2. Tafahum (Saling Memahami) : proses ini berjalan secara alami. Seperti bagaimana kita memahami kekurangan dan kelebihan saudara kita. Sehingga kita bisa tahu apa yang di sukai dan tidak di sukai, menempatkan posisi seperti apa bila kita bersamanya dsb.

3. Ta’awun (Saling Menolong) : lahir dari proses tafahum tadi. Ta’awun dapat dilakukan dengan hati (saling mendo’akan), pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati), dan amal ( saling Bantu membantu). Saling membantu dalan kebaikan adalah kebahagiaan tersendiri. Karena manusia adalah makhluk sosial yang butuh berinteraksi dan butuh bantuan org lain.

4. Takaful (Saling Menanggung) : rasa sedih dansenang diselesaikan bersama. Ketika ada saudara yang mempunyai masalah, maka kita ikut menanggung dan menyelesaikan masalahnya tersebut. Contoh mudah nya, ketika teman kita belum mampu membayar SPP bulan ini, maka kita menanggung biaya nya tersebut. Dsb.

5. Itsar (Mendahulukan orang lain daripada diri sendiri) : ini adalah tingkatan tertinggi dalam ukhuwah. Tingkatan iman nya para sahabat. Banyak hadist yang menunjukkan itsar ini. Seperti ketika dalam suatu perang, salah seorang sahabat sangat kehausan. Kebetulan ia hanya tinggal mempunyai 1 kali jatah air untuk minum. Saat akan meminum nya, terdengar rintihan sahabat lain yang kehausan. Maka air tersebut ia berikan kepada sahabat yg kehausan itu. Saat mau meminumnya terdengar sahabat lain lagi yang merintih kehausan. Kemudian ia berikan air tersebut kepada sahabat itu. Begitu seterusnya sampai air tersebut kembali kepada si pemilik air pertama tadi. Akhirnya semua syahid.

"Tidak beriman seseorang diantaramu hingga kamu mencintainya seperti kamu mencintai dirimu sendiri (HR. Bukhari-Muslim)."

Oleh:
Muchlis Mudzofar
(Mas'ul Formasi Tarbawi 1437H)

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Disqus
Tambahkan komentar Anda

Tidak ada komentar

Jazakumullah khairan, atas komentarnya ikhwah!