Merindukan Kampung Halaman, Tapi ku Melupakannya...

19.38
Oleh : Esmo Nugroho (Ketua Formasi Tarbawi 1438 H)


Hitungan jam ramadhan akan berakhir 
Ahhh..
Banyak yang mengeluh, kenapa begitu cepat ramadhan berakhir ???

Entah..
Mengeluh karena berakhir sudah rangkaian ramadhan silaturahmi atau sebut saja Iftor jamai atau bahasa kerennya buka bersama.
Atau...
Mengeluh karena masih terlalu banyak dosa yang mau dipintai ampunannya kepada Ya Rahman...

Hmmmm
Sepekan menuju ramadhan berakhir, semua orang sibuk bahkan termasuk  siaran TV nasional,

Ya....
Sayangnya isu yang diangkat bukan tentang ribuan orang yan tak berhenti membasahi bibirnya dengan Bacaan Alquran atau dzikir 
Dan juga pipi yang terus basah karena air mata yang menerus mentes dipipi


Isu itu kurang menarik 

Yaa...
Kita berbicara tentang arus mudik atau budaya pulang kampung 
Lebih dari 5x setiap stasiun melaporkan kondisi arus mudik

Ribuan orang rela terjebak dalam kendaraan  yang menunggu kendaraan lain dalam hitungan jam 
Ribuan orang rela meninggalkan pekerjaan mereka untuk bisa ikut menjadi partisipan arus mudik
Ribuan orang membawa perbekalan yang sudah disiapkan dari jauh jauh hari untuk menjadi partisipan arus mudik 

Panas, hujan, ngantuk, penat, bosan,kesibukam dan lain sebagainya diabaikan dan berubah menjadi bukan hal penting yang perlu diperhatikan lagi 

Aaaaah..
Budaya mudik seperti ini selalu terjadi setiap tahunnya..
Saya tidak melihat negatif mereka, karena saya juga menjadi partisipan arus mudik beberapa tahun kebelakang...

Tapi..
Ada yang saya sadari dari kejadian ini

Alasan setiap orang pulang kampung??
Sepenting apa ??
Sekuat apa keinginannya?? 
Apa yang mau dilakukan disana??
Siapa yang mau ditemui?? 
Dan lain sebagainya


Pertanyaan pertanyaan besar muncul di benak saya  
Jawaban sebagian besar para partisipan 
"intinya adalah kerinduan" 

Pertanyaannya adalah,
Serindu itukah kita dengan kampung halaman kita yang sebenarnya?? 

Nyatanya,
diri ini tak serindu itu dengan kampung halaman yang sebenarnya

tau apa?? 

Ya itu SurgaNya Allah 


Sejauh apa rasa rindu kita?? 

jika sholat masih diabaikan 
Jika Alquran masih di jadikan pajangan atau bahkan ejekan?? 
Jika sunnah Rasulullah dianggap tak berarti?? 
Jika masih menjadikan agama bahan bercanda an ?? 
Jika masih menjadikan Allah karakter fiktif, seperti super man yang hanya diingat ketika butuh dan dilupakan ketika tidak dalam serangan monster???

Mau bawa apa ke kampung halaman?? 
Bawa diri yang kotor dan bau sehingga layak untuk dipukul dan dipalu??

Bukankah disana 
Kita akan bertemu dengan Rasulullah?? 

Dalam kondisi apa kita bertemu?? 

Menjadi orang yang SKSD
 (Sok kenal sok Deket) dengan rasulullah 

Mengaku umatnya 
Tapi menertawakan sunnahnya
Mengabaikan sirahnya dan digantikan dengan FTV malam yang menggambarkan keindahan yang semu?? 


Bukankah nanti seluruh umat manusia akan mudik bareng ke surga?? 
Tapi sama halnya dengan mudik sekarang 
Ada yang kena macet 
Ada yang butuh waktu lama 
Ada yang tersesat dan tak pernah sampai


termasuk di bagian mana diri ini?? 
Dan akankah tempat menungguku waktu mudik nanti 
Hanyalah ruang gelap 2x1 meter lengkap dengan fasilisat cambukan, ular dan himpitan tanah?? 


Atau ruang 2x1 meter yang didalamnya lebih indah dari taman-taman yang pernah saya lihat di google ???

Dan harus disadari nantinya ketika hari perhitungan, semua orang akan memikirkan dirinya masing-masing
dan tidak ada yang bisa menolong 


jadi jangan berpikir juga ketika masih diberi kesempatan saling mengingatkan 
Kita malah berkata Agama urusan sendiri-sendiri 
Percayalah islam tidak mengajarkan itu 
Dan percayalah jika ada orang yang mengejek dan memisahkan agama saat ini 
Dan kita mengikutinya 
Pada akhirnya mereka tidak akan bertanggung jawab atas diri kita dihadapan Allah


Wallahu a'lam bishowab

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Disqus
Tambahkan komentar Anda

Tidak ada komentar

Jazakumullah khairan, atas komentarnya ikhwah!