Guruku Sayang Guruku Malang

17.05

Guruku Sayang Guruku Malang

Oleh: Aprilia Kartikawati (Staff Biro Kemuslimahan)

Assalamu’alaikum,
Sahabat-sahabatku, apakah kalian mengingat masa kalian SD, SMP, SMA ? Apakah yang paling kalian rindukan pada masa itu? Apakah kalian ingat saat dihukum oleh guru karena tidak mengerjakan PR, berisik dikelas, keluar kelas saat jam belajar? Apakah kalian membenci guru kalian?
Apa yang ada dibenak kalian saat mendengar kata guru? Apa yang ada di benak kalian saat mendengar kata ilmu? Apakah menurut kalian pekerjaan seorang guru itu mulia? Ya jawaban itu benar adanya, “Niscya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman  di antara kamu dan orang-orang yang diberi pengetahuan” (surat Al Mujadilah : 11), junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W sangatlah menghargai orang berilmu. “Ulama adalah pewaris para Nabi” (HR Abu Dawud). Sebegitu besarnya agama kita yakni islam menjunjung tinggi ilmu dan orang-orang yang berilmu terlebih jika mereka membagikan ilmu mereka.
Surat Al Mujadilah dan HR. Abu Dawud hanyalah dua contoh dari sekian banyak keutamaan ilmu termasuk orang-orang di dalamnya, lantas bagaimana dengan dunia nyata? Dunia yang kita namakan Bumi pertiwi ini? Dunia tempat kita dikandung, dilahirkan, dibesarkan dan dididik ? Siapakah yang mengajari kita membaca, menulis, berhitung, mengetahui berbagaimacam rumus fisika, kimia, biologi, akuntansi, sosiologi. Siapakah yang mengajari kita sampai menjadi seorang dokter, doktor, ahli kimia, psikiatris, konselor, anggota DPR, paspampres, polisi, TNI dan sebagainya? Apakah kita pernah menengok kembali kondisi orang yang pernah mengajari kita? Apakah ilmu yang mereka berikan masih melekat dan bahkan berguna bagi kita?
Miris-miris-miris itulah kondisi guru, pendidik, orang yang telah menjadikan kita hebat, kita terlalu melihat guru-guru yang bergaji besar, sehingga kita lupa dengan nasib guru-guru di daerah terpencil, ketika Terdapat sedikit masalah pada peserta didik, kita selalu menuding guru yang salah, namun ketika peserta didik berhasil, guru tak pernah disinggung, padahal siapa yang menjadikan anak kita berhasil? Nabi Muhammad sangat menghargai guru, memang benar kita hanyalah manusia biasa, tetapi bukankah setidaknya kita menghargai mereka?
Kita ingin menjadikan bumi pertiwi ini menjadi bumi yang berilmu, namun tak pernah kita menghargai orang berilmu, orang besar berdasi disana lebih mengatakan bahwa kehidupan guru sudah baik, apakah yang dimaksud baik? Ketika tak sedikit guru yang harus berhutang sana-sini untuk memenuhi kebutuhannya, tak sedikit guru yang merangkap sebagai tukang ojek, tak sedikit guru yang membuka jasa les guna menghidupi keluarganya.
Guru yang bekerja mati-matian guna mendidik anak bangsa justeru memiliki gaji lebih kecil daripada para artis yang notabene mengajari anak ikut geng motor, pacaran bahkan melawan orang tua justeru mendapat gaji lebih besar. Malang bukan nasibnya? “Kini bukannya zaman Nabi Muhammad, S.A.W. Kini zaman pasca modern, semuanya harus menghasilkan uang.” Artis yang mengejek simbol negara kita Pancasila, dijadikan raksasa, sedangkan guru yang mengajarkan kita arti Pancasila justru di kerdilkan oleh orang-orang berdasi.
Teruntuk guruku, tenanglah guruku sayang nasibmu di dunia sungguh malang, namun engkau harus ingat bahwa ada tiga amalan yang tak akan pernah putus meski engkau telah tiada. “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali tiga perkara yaitu : Amal Jariyah, ilmu yang bermanfaat  dan doa anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)
Teruntuk sahabatku apakah kita akan tetap diam melihat kedzaliman yang mereka lakukan pada orang yang telah mendidik kita? Apakah kita hanya tompang dagu sampai orang itu berteriak kesakitan? Apakah kita hanya akan melihat aksi demo mereka sebagai tontonan di televisi? Tidak, tidak sekali lagi tidak,  lantas apa yang akan kita lakukan sebagai seorang pemuda yang nantinya akan memimpin negeri ini? Apakah kalian ingat dengan potongan ayat ini? “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat. “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”Mereka berkata: “Mengapa engkau hendak menjadikan (Khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kamu senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Al Baqarah : 30). Apakah kalian ingin seperti yang dikatakan oleh Para Malaikat? Ataukah kalian ingin seperti yang sudah menjadi kehendak Allah, s.w.t? Hidup itu adalah pilihan engkau sahabatku, namun nasib bumi pertiwi, nasib pendidikan ini ada di tangan para pemuda, siapa para pemuda itu? Kita!

Wassalamu’alaikum
Sekian Terima kasih

Hormati gurumu
Sayangi temanmu
itulah tanda kau murid berprestasi

SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL ^^

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Disqus
Tambahkan komentar Anda

Tidak ada komentar

Jazakumullah khairan, atas komentarnya ikhwah!