Urgensi Menjadikan Diri Teladan yang Baik Dalam Amal Jama'i

06.24

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makhruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka itulah orang-orang yang beruntung” (Q.S Ali Imran: 104)

Dalam ayat ini Allah telah mengisyaratkan untuk kita melakukan amalan dengan cara bersama-sama atau yang biasa kita sebut dengan Amal jama’i. Dengan berjama’ah, dakwah akan menjadi ringan, didalam berjama’ah pula terdapat banyak pahala yang mengalir.

Mari kita belajar dari bangsa semut, dimana mereka tidak dapat membuat sarang atau menyimpan makanan tanpa adanya kerjasama, betapa mereka ulet dan saling bergotong royong dalam bekerja. Bahkan bila seekor semut bertemu dengan kawannya dia berhenti sejenak dan saling besalaman.

Apakah masih ada keraguan dalam diri kita untuk melakukan dan mengajak orang lain untuk beramal jama’i?

Tidakkah kita malu dengan bangsa semut?

Dalam suatu amal jama’i dibutuhkanlah sosok-sosok teladan yang  dapat memberikan inspirasi kepada orang-orang. bukan hanya seorang qiyadah yang menjadi teladan namun jundi-jundinya pun harus bisa menjadi teladan dalam amal jama’i. Teladan itu sendiri menurut kamus Mahmud Yunus adalah suatu perbuatan/prilaku baik seseorang yang ditiru/diikuti oleh orang lain, dengan istilah lain uswah.(Mahmud Yunus, 1989 : 42). Uswah dapat diartikan dengan qudwah yaitu mengikuti atau diikuti.
 
Jika seseorang yang berada disuatu lingkungan, maka keteladanan itu di perlukan dan amat penting. Keteladanan akan menjadi metode yang baik dalam membina masyarakat di lingkungan luas. Sehingga dapat menciptakan masyarakat yang  nantinya menjadi figur yang baik.
 
Rasulullah SAW adalah teladan terbaik yang pernah lahir di bumi ini. Allah SWT menggaransi hal itu melalui firman-Nya ; “Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab: 21)

Sebagai umat yang taat perlulah kita untuk mengikuti jejak-jejak Rasulullah. Menjadi  tauladan dalam amal jama’i sangatlah penting karena ketika kita hidup dalam keadaan berjama’ah maka kita harus mewarnai jama’ah tersebut dengan hal yang baik bukan malah terwarnai dengan hal-hal yang buruk.

Keteladanan seseorang memiliki nilai yang berbeda dari tiap individu, mungkin bagi si "a" sosok "c" merupakan sosok yang teladan, tetapi  bagi "b" sosok "c" belum tentu menjadi sosok yang teladan. Oleh karena itu, Sebelum kita menjadi sosok teladan untuk orang lain, haruslah kita terlebih dahulu menjadi sosok teladan untuk diri sendiri. Dengan cara mendekatkan diri kepada Allah, malakukan sunnah-sunnah Rasulullah. Apabila seseorang benar-benar mengenal Allah dan dekat dengan Allah, maka manusia pun akan ikut dekat. Banyangkan, jika yang menciptakannya saja sudah dekat apa lagi yg di ciptakan-Nya?  Allah-lah Dzat Yang Maha menggerakkan hati manusia.  

Untuk menjadi teladan dalam suatu amal jama'i banyak cara yang bisa kita lakukan, salah-satu cara sederhananya adalah, apabila ada rapat atau acara, baik kita sebagai qiyadah atau jundi maka usahakan untuk datang tepat waktu, karena datang tepat waktu mencerminkan kedisiplinan dalam diri seseorang.

Seorang yang teladan dalam amal jama’i pun harus mempunyai hubungan yang baik dengan sesama manusia, jangan sampai sosok yang teladan itu menciptakan masalah dengan orang lain, jikalau memang ada masalah, maka harus segera di tabayunkan atau diluruskan kembali hubungannya agar tidak mengganggu atmosfer di dalam amal jama’i itu sendiri.

Seorang teladan tetaplah manusia biasa yang pasti memiliki kekhilafan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah. maka dari itu sosok yang teladan haruslah bisa menerima kritikan orang lain dan harus terus memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi, janganlah cepat puas dengan apa yang kita miliki.

Sudahkah kita menjadi sosok yang teladan?

Oleh:
Khansa Mufidah Fillah
(Staff Kaderisasi MAF)

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Disqus
Tambahkan komentar Anda

Tidak ada komentar

Jazakumullah khairan, atas komentarnya ikhwah!