#Family Gathering 1.
Merangkum sedikit Taujih dari salah seorang Sarjana Alumni
FIP 2015; Kak Pradipta Hendarawan Putra, S.Pd. Gr
“Bahwa bergabung dan berada di jalan Dakwah ini tidak mudah
Bahwa di jalan dakwah ini banyak lukanya
Bahwa di jalan dakwah ini banyak rintangannya
Bahwa sebenarnya, berada di jalan dakwah ini menyenangkan”
Sudah tahu jalan ini sebegitu banyak pahitnya, kenapa masih
bertahan?
Atau jalan ini memang akan banyak dukanya, akankah kita
masih bertahan, sekalipun raga terluka, jiwa dicerca, ditolak dan sebagainya?
Berapa tahun Rasul Saw berdakwah? Bagaimana generasi
setelahnya?
“Karena Cintakah Kita di sini”? Cinta seperti apakah?
Alhamdulillah jika kita semua di sini, di jalan dakwah ini,
di Formasi Tarbawi ini karena Cinta.
Jika karena cinta, maka ini sangat berhubungan dengan
niat. Mari luruskan niat-niat kita
semua.
Bila niat tidak lurus, maka sedikit saja gesekan di Formasi
Tarbawi akan membuat kita bermasalah.
Jika masalah internal saja sudah cukup bikin capek, apalagi
masalah lainnya.
Ketahuilah, niat yang lurus akan membuat kita beroleh Bonus.
Bonus bersaudara seiman, bonus link yang luas, bonus menjadi pejuang kebaikan,
atau bahkan bonus mendapatkan pasangan hidup yang sholeh/ah.
Cieeh !
Tapi, apakah bonus
duniawi itu yang kau cari? Jadikanlah obsesi tertinggimu adalah akhirat.
Dengan demikian, bonus dunia akan mendatangimu. Percayalah !
Jikapun setelah niatan yang lurus masih ada hambatan yang
menjadi permasalahan, maka sudah menjadi Sunnatullahnya sebuah perjalanan.
Ingatlah selalu bahwa kriteria jalan dakwah :
1. Orangnya sedikit
Perhatikanlah, betapa asingnya Islam di tengah mayoritas
pemeluknya. Meski demikian,jangan minder. Karena orang yang sedikit dan asing
itulah “Sang penggerak kebaikan”. Pastikan itu antum, pribadi kita
masing-masing.
Berapa jumlah mahasiswa muslim FIP tahun ini dan berapa
pengurus Formasi Tarbawi periode ini? 3000an banding 62 pengurus.
Nah, itu pertanda masih banyak orang-orang yang tidak
sadar berjuang untuk dakwah islam.
Berbahagialah kita yang masih Allah berikan kesadaran
bergabung di sini. Karena realitas yang ada membuktikan bahwa yang peduli akan
dakwah masih terbilang sedikit.
2. Banyak rintangan
Jelas. Berada di jalan ini, kita semua mau tidak mau suka
tidak suka akan sering dihadapkan pada problematika yang menguras fikiran
maupun tenaga. Oleh karena itu:
- Internal pengurus, perkuatlah dengan ukhuwah. Saling memahami, saling mengerti dan lebih mengenal sesama saudara/i kita yang berjuang di Tarbawi. Sudah sejauh mana kita mengenal saudar/i kita di jalan juang ini?
- Eksternal yang harus ditopang dengan kesolidan dan stabilitas pengurus. Ini tugas kita bersama, tidak hanya mas’ul, mas’ulah dan kaderisasi. Ini tugas kita bersama.
3. Jalannya Panjang.
Berapa lama kita akan di Tarbawi? Berbatas bukan? Sepanjang
perjalanan itu suatu waktu kita akan berdecak tanya:
- Kok pengurusnya kian sedikit?
- Kok perjalanannya berasa lama?
- Loh kok, kok kok…
Ingatlah lagi, jika jalan ini tak panjang, niscaya akan
banyak yang bertahan dan istiqomah hingga akhir. Untuk itu, kita perlukan bekal
yang memadai sepanjang perjalanan:
- Luruskan niat. Jadikan adanya kita di sini bukan karena si’dia’ si’siapa’ namun semata-mata karena Allah, untuk Allah, cinta akan dakwah miris karena kondisi kekinian islam di wajah pemeluknya yang ‘asal-asalan’.
- Bangun kedekatan kita terhadap Allah. Bukankah Allah akan menolong orang-orang yang menolong agamaNya?
- Benahi diri. Jadilah teladan dalam kebaikan. Fastabiqul khoirot sekecil apapun, mari berlomba dalam kebaikan.
- Eratkan ukhuwah. Kenali saudara/i kita lebih dekat. Mungkin ini akan berat bagi hati yang jarang terasah untuk peka. Hanya ingin “diperhatikan jarang sekali “memperhatikan”. Itu egois. Jadi jangan terlalu berlama-lama dalam keegoisan. Biasanya, semakin baik keimanan seseorang akan berefek pada ukhuwahnya, persaudaraannya. Semoga kita termasuk sosok yang bagus keimanannya. Aamiin ya Rabb.
Ragunan jelang siang, 29 Maret 2015
---Ka.Katar 1436---