Mentoring Squad: Suka Duka Dilingkaran Mentoring
Oleh Marlan, Pendidikan Luar Biasa/2017
Kehidupan
kampus begitu menyenangkan, kebebasan teruntuk siapa saja, tanpa ada yang
melarang ini dan itu. Saya rasa kiranya perlu membentengi diri agar tidak
terperangkap dan terjerumus kepada jalan yang sedikit membelok dari ajaran dan
aturan tiap-tiap agama. Memang awal memasuki dunia kampus semua mahasiswa baru
dicekoki dengan kegiatan keagamaan, semua agama saya kira, salah satunya adalah
mentoring. Mentoring menjadi salah satu wadah dan langkah awal untuk
membentengi mahasiswa baru agar tidak menyimpang dan dapat menjadi pribadi yang
lebih baik. Begitupun dengan saya dan teman-teman, kami biasa menyebutnya
dengan kelompok ikhwanul muslimin.
Semua mentor saya lihat mereka
melakukan action terbaiknya untuk
dapat menarik perhatian juniornya, untuk dapat mempertahankan kholaqohnya agar
tetap utuh. Akan tetapi seleksi alamlah yang menentukan, banyak orang yang
berguguran di tengah perjalanan. Entahlah, mereka ada yang menghilang begitu
saja, ada yang berucap sibuk ketika kami mengajaknya untuk berkholaqoh
barangkali hanya sebentar, ada yang beralasan ini dan itu. Inilah yang
menjadikan semangat teman-teman yang lain mengendur begitu pun saya, terkadang
dilingkaran mentoring hanya ada satu, dua dan paling banyak tiga orang. Ketika
mentor bertanya, “kemana yang lain?”, kami hanya menunduk, tersenyum dan
terkadang menjawab “biasa lah bang”.
Kejenuhan sering kali datang
dilingkaran mentoring kami, namun kami terus menikmatinya dan itu hal yang
wajar, didalam perjuangan menegakan aqidah pasti ada tantangannya, tidak selalu
berjalan dengan mulus dan halus, pasti ada airmata yang ikut serta mengiringi
langkah kami. Mentor selalu memberikan nasihat terbaiknya, menyemangati
lingkaran mentoring ketika kejenuhan datang dan semangatnya dalam menegakan
syariat itu yang patut kami contoh.
Tak hanya itu, untuk menghilangkan
kejenuhan terkadang kami mencari tempat-tempat yang baru untuk mentoring, entah
itu tempat makan, tempat yang sejuk dan sebagainya. Lingkaran mentoring ini
menjadikan kami lebih baik lagi, lebih mengerti akan agama, lebih merasakan
hadirnya keluarga baru ketika yang jauh dari keluarga, memberikan arti
kebersamaan, saling berbagi dan saling menyayangi. Itulah islam, ajaran-ajaran
keislaman begitu diterapkan dan terasa.
Terakhir inilah pesanku “Wahai
saudaraku, tetaplah bersamaku, bersama menyusuri dan menuju jalan kabaikan,
teruslah berdakwah walau itu sangat sulit, karena jalan dakwah begitu indah”.