#PastInspiring-Marlan

13.41
Mentoring Squad: Suka Duka Dilingkaran Mentoring
Oleh Marlan, Pendidikan Luar Biasa/2017
Kehidupan kampus begitu menyenangkan, kebebasan teruntuk siapa saja, tanpa ada yang melarang ini dan itu. Saya rasa kiranya perlu membentengi diri agar tidak terperangkap dan terjerumus kepada jalan yang sedikit membelok dari ajaran dan aturan tiap-tiap agama. Memang awal memasuki dunia kampus semua mahasiswa baru dicekoki dengan kegiatan keagamaan, semua agama saya kira, salah satunya adalah mentoring. Mentoring menjadi salah satu wadah dan langkah awal untuk membentengi mahasiswa baru agar tidak menyimpang dan dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Begitupun dengan saya dan teman-teman, kami biasa menyebutnya dengan kelompok ikhwanul muslimin.
            Semua mentor saya lihat mereka melakukan action terbaiknya untuk dapat menarik perhatian juniornya, untuk dapat mempertahankan kholaqohnya agar tetap utuh. Akan tetapi seleksi alamlah yang menentukan, banyak orang yang berguguran di tengah perjalanan. Entahlah, mereka ada yang menghilang begitu saja, ada yang berucap sibuk ketika kami mengajaknya untuk berkholaqoh barangkali hanya sebentar, ada yang beralasan ini dan itu. Inilah yang menjadikan semangat teman-teman yang lain mengendur begitu pun saya, terkadang dilingkaran mentoring hanya ada satu, dua dan paling banyak tiga orang. Ketika mentor bertanya, “kemana yang lain?”, kami hanya menunduk, tersenyum dan terkadang menjawab “biasa lah bang”.
            Kejenuhan sering kali datang dilingkaran mentoring kami, namun kami terus menikmatinya dan itu hal yang wajar, didalam perjuangan menegakan aqidah pasti ada tantangannya, tidak selalu berjalan dengan mulus dan halus, pasti ada airmata yang ikut serta mengiringi langkah kami. Mentor selalu memberikan nasihat terbaiknya, menyemangati lingkaran mentoring ketika kejenuhan datang dan semangatnya dalam menegakan syariat itu yang patut kami contoh.
            Tak hanya itu, untuk menghilangkan kejenuhan terkadang kami mencari tempat-tempat yang baru untuk mentoring, entah itu tempat makan, tempat yang sejuk dan sebagainya. Lingkaran mentoring ini menjadikan kami lebih baik lagi, lebih mengerti akan agama, lebih merasakan hadirnya keluarga baru ketika yang jauh dari keluarga, memberikan arti kebersamaan, saling berbagi dan saling menyayangi. Itulah islam, ajaran-ajaran keislaman begitu diterapkan dan terasa.
            Terakhir inilah pesanku “Wahai saudaraku, tetaplah bersamaku, bersama menyusuri dan menuju jalan kabaikan, teruslah berdakwah walau itu sangat sulit, karena jalan dakwah begitu indah”.

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Disqus
Tambahkan komentar Anda

Tidak ada komentar

Jazakumullah khairan, atas komentarnya ikhwah!