#PastInspiring-SNJ

19.56
Mentoring Squad: MY INSPIRING in LIVE
Oleh Siti NurJannah, Pendidikan Luar Biasa/2016

“Jika kesan awal bersamanya sudah menyenangkan mana mungkin hati menolak tuk berjumpa di tiap minggu bersamanya”
“Dek nanti datang ya kesini”
“Oke kak, di ikhtiarkan”
Kurang lebih seperti itulah percakapanku pada seorang kaka yang saat itu sedang memegang amanah membina ku. Ku ikhtiarkan datang ke tempat yang katanya amniyah itu meskipun harus aku perjuangkan dengan ikhtiar seikhlas mungkin karena pada saat itu pun aku sedang bentrok dengan satu agenda di Bogor. Sesampainya disana barulah ku sadari bahwasannya kedatangan ku kesana adalah untuk perpindahan ku atau biasa dibilang regrouping halaqoh ku.
Selepas dari agenda tersebut aku di minta sang kaka untuk menghubungi kontak yang beliau kasih yang selanjutnya akan menjadi orang yang di amanahkan membinaku dan akan menjadi sosok murobbiyah penuh INSPIRING.
Maka di mulailah kisahku bersamanya………
 

Awal mula ku menerima kontak beliau adalah antara sedih dan senang, senang karena ku di satukan dalam satu lingkaran oleh saudariku yang sejak awal memasuki dunia kampus sudah melingkar bersamanya, akan tetapi sedih karena ku merasa “lagi-lagi pas nyaman di regrouping”. Jujur awalnya ku enggan untuk cepat-cepat menghubungi beliau, akan tetapi rasa malu seketika menyergap jiwa ini kala saudariku bertanya “sudah di hubungi belum dek kak Ziah nya?”. Dengan senyum malu-malu ku jawab akan segera kuhubungi, karena telah terlanjur berjanji jadilah aku menghubungi kaka ini, memperkenalkan diri seperti biasanya dan disambut dengan balasan yang kurasakan bersahabat pada saat itu. Tak lama dari setelah ku menghubungi beliau tiba-tiba beliau memintaku “Dek bisakah jika besok liqo?” ah disitu rasanya ku terharu, kenapa? Karena seharusnya beliau tak perlu bertanya bisa atau tidaknya aku, karena liqo adalah kebutuhan ku, liqo adalah hal pertama yang harus ku prioritaskan, meskipun mungkin pesan itu terkesan dadakan karena aku belum lama menghubungi beliau, tapi lagi-lagi cara santun dan menghargai orang lain beliau inilah yang mungkin harus ku gali ilmunya dari beliau.
Dan saat pertama kali datang ke lingkaran baru ini canggung memang yang kurasa, aku merasa seperti anak baru yang datang dari jauh :p mencoba berkenalan satu persatu dengan mereka walaupun sebagian besar sudah ku kenal sebelumnya. Tak lama setelah itu tibalah sang kaka yang ku nanti hadirnya datang, dengan seperti terburu-buru beliau duduk dan bertanya perihal yang mana diriku, ku angkat tangan kananku sambil tersenyum saat beliau memanggil namaku. Setelah itu mulailah beliau menyampaikan materi yang menjadi bahasan pada saat itu, saat-saat beliau menyampaikan materi dengan gaya nya yang khas, pada saat itulah ku akui kekagumanku pada pemahaman ilmu beliau, bicaranya yang cepat tapi tak satupun tak memiliki makna dari bahasanya, dengan fokus ku perhatikan tiap kata yang keluar dari mulut beliau dan dalam hati terus saja diri ini bergumam “ya ampun ini ilmu kek nya luas banget deh, bahasanya fasih” tak berhenti sampai di situ kekagumanku pada beliau saat beliau izin untuk pindah ke liqo-an sebelahnya pun lagi-lagi aku bergumam “pantesan buru-buru binaannya banyak to, kasian dia pindah-pindah gitu pasti cape”. Yah itulah beliau murobbiyah INSPIRING ku binaannya banyak, ilmunya luas, bahasanya penuh makna dan sikapnya yang penuh dengan kelembutan dan kesopanan. Selain itu beliau merupakan seorang hafidzoh yang sangat dekat dengan Al-qur’an, semenjak kehadiran beliaulah rasanya aku malu untuk bernalas-malsan tilawah dan semangat ku untuk menghafal Al-qur’an pun semakin meningkat. Dan juga berkaca pada sikap murobbiyah inspiring ku ini, banyak hal yang akhirnya aku perbaiki dalam diri, mulai dari pola tidurku, tata bicara ku, dan bagaimana aku mulai menyederhanakan tiap-tiap rasa di hatiku.
Selepas dari INSPIRINGnya beliau yang di atas, kutemukan pula sosok penyayang dan romantisnya beliau dengan caranya tersendiri. Pada suatu Ba’da maghrib beliau berusaha menghubungiku, menanyai keberadaan ku, menghubungiku berkali-kali bahkan dengan bantuan orang lain. Saat aku tersadar sosok yang tak ingin aku membuatnya menungguku mencari ku hingga ke grup-grup, saat itu rasanya campur aduk antara panik, takut, tapi juga senang. Ku putuskan kuselesaikan urusanku pada saat itu (meskipun belum kelar) untuk menemui beliau, pergi dari keramaian urusanku dan mencari sosok murobbiyah ini, sambil berjalan sambil ku ucapkan istighfar kali-kali aja beliau mencariku karena aku berbuat khilaf (karena ngerasa) . Sesampainya aku di hadapan beliau ku ulurkan tangan ku untuk menjabat beliau dan menuturkan permohonan maaf karena telah membuatnya mencariku, tetapi di luar dugaan dari tangannya itulah pula terselip embel-embel yang akhirnya aku bawa ke rumahku disini. Melihat itu entah apa yang kurasa pada saat itu, senang sangat pasti jika boleh ku menari mungkin ku akan menari di tengah parkiran motor kala itu :p bagaimana tidak beliau rela-relain masak buat aku (pede dikit  gak apa-apa lah ya) J ah romantisnya beliau membuat diriku merasa ada di hati kaka ku ini. Jazakillah khoir kaka :XD dan aku merasa cara mu ini pun patut untuk ku contoh kak. Kehadiranmu mengajarkan ku banyak hal dalam hidup kak.

Mungkin hal di atas hanya sedikit mengenai inspiringnya, romantisnya, atau bahkan heroiknya (tanpa kenal lelah mebina) beliau yang kuceritakan, masih banyak hal lagi yang mungkin tak dapat kuceritakan, karena ku ingin menikmati waktu indahnya ukhuwah bersama beliau tanpa mungkin orang lain ketahui.
Sebagai penutup: Berminggu-minggu sudah ku melewati waktu menimba ilmu bersama beliau, makin dekat pula rasanya hati ini untuk membuat beliau bahagia, rasanya tak ingin diri ini membuat beliau merasa terluka tapi apalah daya khilaf ini sering kali membuatnya mungkin merasa gagal membina hal dasar dalam diri ini, tapi proses tak berhenti sampai disini, akan terus berlanjut bersama beliau hingga Allah takdirkan untuk kami berpisah sejenak, dan ketika perpisahan itu datang, aku tetap sayang kamu kak (kasih mawar :p)

 Rawamangun 03 Desember 2017

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Disqus
Tambahkan komentar Anda

Tidak ada komentar

Jazakumullah khairan, atas komentarnya ikhwah!